Ilmu Nahwu dan Contoh Latihan (Evaluasi Bahasa Arab)

Saturday, September 20, 2014
ILMU NAHWU DAN CONTOH LATIHAN
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan BAR
Dosen Pengampu : Bp Abdul Munif

 

Disusun Oleh:
 Soni Agus Setiawan                         (11420098)
Chubby Abdillah Nur Ahmad            (11420094)

                         

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKRTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Nahwu merupakan bagian dari ‘Ulûmul ‘Arabiyyah, yang bertujuan untuk menjaga dari kesalahan pengucapan maupun tulisan. Ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas tentang aturan akhir struktur kalimah (kata) apakah berbentuk rafa’, nashab, jarr, atau jazm.
Ilmu Nahwu merupakan ilmu yang pertama kali dibukukan dalam Islam, karena berkaitan dengan memelihara lisan dari kesalahan ketika membaca al-Qur an. Disamping itu, ilmu Nahwu juga termasuk kategori ilmu pembantu dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Misalnya, ilmu Usul Fiqh, Tafsir, Fiqh, Mantiq dan lain-lainnya.
Ketika Islam mampu mengembangkan sayapnya ke belahan dunia. Maka, secara otomatis bahasa Arab juga ikut andil dalam hal itu. Karena disamping sebagai bahasa resmi umat islam terutama shalat, juga Negara Arab sebagai tempat turunnya agama Islam, yang ketika itu Makkah sebagai daerahnya. Karena itu, bahasa Arab akhirnya banyak yang ingin mempelajarinya sehingga tidak terlepaslah dari percampuran dengan bahasa lain yang secara pasti akan merubah susunan gramatikalnya. Akhirnya, fenomena ini menjadi perhatian penting pencinta dan pemerhati bahasa Arab sendiri, karena seringnya mereka menemukan kesalahan (lahn) dalam berbicara dan penulisan. Hal ini terjadi, tidak lepas karena orang non Arab (azam) dalam berbicara keseharian masih selalu menggunakan bahasa
negaranya sendiri, sehingga ketika berbicara dengan orang yang berketurunan Arab selalu terdapat kesalahan dalam melafalkan kalimat.
Dari makalah ini kami bermaksud untuk menjelaskan tentang ilmu nahwu dan contoh soalnya. Mengingat ilmu nahwu juga sangat penting dalam pembelajaran bahasa arab , agar tidak terjadi kesalahan susunan kata atau kalimahnya . sehingga dapat ditangkap makna sebenarnya. Tidak lepas dari itu, kami juga mohon kritik dan sarannya, mengingat makalah ini jauh dari sempurna.


RUMUSAN MASALAH
1)      Apakah yang dimaksud dengan ilmu nahwu
2)      Bagaimanakah ruang lingkup ilmu nahwu
3)      Bagaimanakah contoh latihan soal ilmu nahwu?
TUJUAN
1)      Mengetahui pengertian ilmu nahwu
2)      Mengetahui ruang lingkup ilmu nahwu
3)      Mengetahui contoh latihan soal ilmu nahwu?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Nahwu
1)      Secara Bahasa
Lafadz النَحْوُ secara bahasa memiliki enam makna yaitu :[1]                    
1.      Bermakna ألقَصْدُ                  (menyengaja)
2.      Bermakna الْجِهَةُ                  (arah)
Contoh :   نَحَوْةُ نَحْوَالْبَىْتِ     Saya menyengaja ke arah rumah.
3.      Bermakna اَلْمِثْلُ                   (seperti)
Contoh :   زَىْدٌ نَحْوُ عَمْرٍو     Zaid seperti umar.
4.      Bermakna اَلْمِقْدَارُ                 (kira-kira)
Contoh :   عِنْدِى نَحْوُ الْفٍ      Saya memiliki kira-kira seribu.
5.      Bermakna اَلْقِسْمُ                   (bagian)
Contoh :   هَذَا عَلَى خَمْسَةِ انْحَاءِ     Perkara ini adalah lima bagian.
6.      Bermakna اَلْبَغْضُ                (sebagian)
Contoh :   اكَلْتُ نَحْوَ السَّمَكَةِ   Saya telah memakan sebagian ikan.
Yang paling banyak dari enam makna di atas adalah maknah yang pertama.

2)      Secara Istilah
Nahwu menurut istilah diucapkan pada dua hal :
A.    Diucapkan untuk istilah fan ilmu nahwu yang mencakup ilmu nahwu shorof atau juga disebut ilmu bahasa arab, yang devinisinya adalah :
عِلْمٌ بِاُصُوْلِ مُسْتَمْبَطَةٍ مِن كَلاَمِ الْعَرَبِ يُعْرَفُ بِهَا اَحْكَامُ الْكَلِمَاتِ الْعَرَبِيَةِ حَالَ اِفْرَدِهَا وَحَالَ تَرْكِبِهَا
Ilmu tentang Qoidah-qoidah (pokok-pokok) yang diambil dari kalam arab, untuk mengetahui hukum (Hukumnya Kalimat) kalimat arab yangtidak disusun (sepwrti panggilan, idghom, membuang dan mengganti huruf) dan keadaan kalimat ketika ditarkib (seperti I’robdan mabni).[2]
B.     Istilah nahwu untuk fan ilmu yang menjadi perbandingan dari ilmu shorof, yang definisinya adalah :
عِلْمٌ بِاُصُوْلٍ مُسْتَنْطَةِ مِنْ قَوَاعِدِ الْعَرَبِ يُعْرَفُ بِهَا اَحْوَالُ آَوَاخِرِ الْكَلِمِ إعْرَابًا وَبِنَاءٌ
Ilmu tentang pokok-pokok yang diambil dari qoidah-qoidah arab, untuk mengetahui keadaan akhirnya kalimat dari segi I’rob dan mabni.[3]
Dari dua  definisi diatas, yang dikehendaki adalah definisi yang pertama, karena nahwu tidak hanya menjelaskan keadaan akhirnya kalimah dari segi I’rob dan mabninya tetapi menjelaskan keadaan kalimat ketika tidak ditarkib, yang berupa I’lal, idhom, pembuangan dan pergantian huruf, dan lain-lain.
Nahwu merupakan salah satu dari dua belas cabang ilmu Lughot Al-arobiyyah[4] menduduki posisi penting. Oleh karena itu, nahwu lebih layak untuk dipelajari mendahului pengkayaan kosakata dan ilmu-ilmu lughot yang lain. Sebab, nahwu merupakan instrument yang amat fital dalam memahami kalam allah, kalam rasul serta menjaga dari kesalahan terucap.[5]
Oleh karena itu, sebagai disiplin ilmu yang dianggap penting, nahwu bukan sekedar untuk pemanis kata, akan tetapi sebagai timbangan dan ukuran kalimat yang benar serta bias menghindar kan pemahaman yang salah atas suatu wicara.[6]
Oleh karena itu,menurut kaidah hukum islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an, hukumnya fardu ‘ain.
B.     Ruang Lingkup Ilmu Nahwu
v  Sebab-sebab yang Mendorong Disusunnya Ilmu Nahwu
Bangsa Arab pada awalnya merupakan bangsa yang memiliki keahlian dalam menggunakan dua bahasa sekaligus, yakni bahasa fasih dan bahasa dialek. Saat sedang bersantai dengan keluarga misalnya, mereka menggunakan bahasa dialek. Namun apabila pada saat yang lain mereka harus menggunakan bahasa fasih, mereka pun sanggup melakukannya secara sempurna. Al-Qur’an dan sabda Nabi juga disampaikan dalam bahasa Arab yang fasih.
Setelah Islam berhasil melakukan futuh ke berbagai negeri ajam (non Arab), bangsa Arab mau tidak mau harus bergumul dengan bangsa-bangsa yang tidak berbahasa Arab tersebut. Akibat pergumulan yang berlangsung secara intens dan dalam waktu lama, bahasa Arab mulai terpengaruh oleh bahasa-bahasa lain. Orang-orang non Arab berusaha untuk berbicara dalam bahasa Arab namun mereka melakukan banyak kekeliruan. Orang Arab sendiri sedemikian toleran atas berbagai kekeliruan berbahasa Arab, baik yang dilakukan oleh orang non Arab maupun oleh orang Arab yang baru belajar berbahasa. Saat itu, kesalahan bukan hanya dilakukan oleh orang awam namun juga oleh orang-orang terpelajar dan para sastrawan. Dikisahkan, bahkan Al-Hajjaj, seorang yang sangat mahir berbahasa, juga sempat melakukan kesalahan. Banyaknya kesalahan, terutama dalam mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an, telah mendorong sebagian orang yang mahir berbahasa untuk menyusun kaidah-kaidah bahasa, yang pada kemudian hari dikenal sebagi ilmu nahwu.
v  TUJUAN DISUSUNNYA ILMU NAHWU
Tujuan utama penyusunan ilmu nahwu ialah agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga Al-Qur’an dan hadits Nabi juga terjaga dari kesalahan. Di sisi lain, ilmu nahwu juga bisa dipakai sebagai sarana untuk mengungkap keajaiban bahasa Al-Qur’an (اعجاز القرآن).
v  SIAPAKAH YANG MULA-MULA MENYUSUN ILMU NAHWU?
Melalui pengkajian yang teliti, para ahli menetapkan bahwa yang meletakkan gagasan awal dan dasar-dasar serta metodologi ilmu nahwu ialah Ali bin Abi Thalib. Selanjutnya, pekerjaan tersebut dilanjutkan secara ekstensif oleh muridnya yang bernama Abul Aswad.
Mengenai pendapat yang mengatakan bahwa metodologi ilmu nahwu diadopsi dari tata bahasa lain – terutama Yunani – melalui perantaraan orang-orang Suryani, para ahli menyanggahnya dengan mengatakan bahwa metodologi itu orisinil dari Arab, terutama dengan adanya Al-Qur’an. Para ahli mengatakan bahwa tata bahasa Yunani memang sempat bergumul dan mempengaruhi ilmu nahwu, namun itu terjadi setelah ilmu nahwu sendiri sudah berada di tengah-tengah formasinya.
v  PERKEMBANGAN ILMU NAHWU DARI MASA KE MASA
Perkembangan ilmu nahwu dapat diruntut menjadi tiga periode:
1.      Periode Perintisan dan Penumbuhan (Periode Bashrah)
Perkembangan pada periode ini berpusat di Bashrah, dimulai sejak zaman Abul Aswad sampai munculnya Al-Khalil bin Ahmad, yakni sampai akhir abad kesatu Hijriyah. Periode ini masih bisa dibedakan atas dua sub periode, yaitu masa kepeloporan dan masa pengembangan. Masa kepeloporan tidak sampai memasuki masa Daulah Abbasiyah. Ciri-cirinya ialah belum munculnya metode qiyas (analogi), belum munculnya perbedaan pendapat, dan masih minimnya usaha kodifikasi. Adapun ciri-ciri masa pengembangan ialah makin banyaknya pakar, pembahasan tema-temanya semakin luas, mulai munculnya perbedaan pendapat, mulai dipakainya argumen dalam menjelaskan kaidah dan hukum bahasa, dan mulai dipakainya metode analogi.
2.      Periode Ekstensifikasi (Periode Bashrah-Kufah)
Periode ini merupakan masa ketiga bagi Bashrah dan masa pertama bagi Kufah. Hal ini tidak terlalu mengherankan, sebab kota Bashrah memang lebih dulu dibangun daripada kota Kufah. Pada masa ini, Bashrah telah mendapatkan rivalnya. Terjadi perdebatan yang ramai antara Bashrah dan Kufah yang senantiasa berlanjut sampai menghasilkan apa yang disebut sebagai Aliran Bashrah dengan panglima besarnya Imam Sibawaih dan Aliran Kufah dengan panglima besarnya Imam Al-Kisa’i. Pada masa ini, ilmu nahwu menjadi sedemikian luas sampai membahas tema-tema yang saat ini kita kenal sebagai ilmu sharf.
3.      Periode Penyempurnaan dan Tarjih (Periode Baghdad)
Di akhir periode ekstensifikasi, Imam Al-Ru’asi (dari Kufah) telah meletakkan dasar-dasar ilmu sharf. Selanjutnya pada periode penyempurnaan, ilmu sharf dikembangkan secara progresif oleh Imam Al-Mazini. Implikasinya, semenjak masa ini ilmu sharf dipelajari secara terpisah dari ilmu nahwu, sampai saat ini. Masa ini diawali dengan hijrahnya para pakar Bashrah dan Kufah menuju kota baru Baghdad. Meskipun telah berhijrah, pada awalnya mereka masih membawa fanatisme alirannya masing-masing. Namun lambat laun, mereka mulai berusaha mengkompromikan antara Kufah dan Bashrah, sehingga memunculkan aliran baru yang disebut sebagai Aliran Baghdad. Pada masa ini, prinsip-prinsip ilmu nahwu telah mencapai kesempurnaan. Aliran Baghdad mencapai keemasannya pada awal abad keempat Hijriyah. Masa ini berakhir pada kira-kira pertengahan abad keempat Hijriyah. Para ahli nahwu yang hidup sampai masa ini disebut sebagai ahli nahwu klasik.
Setelah tiga periode diatas, ilmu nahwu juga berkembang di Andalusia (Spanyol), lalu di Mesir, dan akhirnya di Syam. Demikian seterusnya sampai ke zaman kita saat ini.

Dalam ilmu Nahwu objek bahasannya tertuju pada kosa katsa Arab baik dalam bentuk kata tunggal atau tersusun, mengenai vocal akhir (I’rob) yang menentuakan suatu kata, mengenai pergantian, pembuangan dan I’lalul huruf dan banyak yang lain.
Alam tata bahasa sintaksis Arab, dikenal istilah Fi’iil dan Harf, jumlah Islamiyah dan Fi’liyah serta Syibhu jumlah. Dalam ilmu Nahwu banyak lagi istilah dan persoalan yang dihadapi dapat diteliti dari buku-buku bahwa yang banyak tersebar. Yang dikenal memprakarsai Nahwu adalah Ali bin Ali Thalib beserta sahabatnya.
Adapun ilmu nahwu, kata kuncinya ialah kalimat (الجملة). Ia secara khusus berbicara tentang jabatan tiap elemen kalimat dan secara umum berbicara tentang aturan mengenai hubungan antar elemen tersebut. Demikianlah, ilmu nahwu telah digunakan untuk menganalisis secara sintaktik bagian-bagian sebuah kalimat serta hubungan antar bagian-bagian tersebut dalam apa yang dalam tradisi klasik kita sebut sebagai hubungan penyandaran (الاسناد). Jadi ilmu nahwu tidaklah hanya berbicar tentang harakat di akhir kata serta i’rabnya, namun ia juga mengatur tentang bagaimana cara yang baik dalam menyusun dan merangkai kalimat.
3.     Contoh Latihan Ilmu Nahwu
I. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d yang paling tepat dan benar!
1.      Kalam adalah terdiri dari bagian-bagian yang disebut dengan…..
          a. Lafadz                                                   c. Kata-kata
          b. Kalimat                                                 d. Huruf
2.      Lafadh yang tersusun yang berfaidah dan disengaja disebut dengan….
          a. Kalimat                                                  c. Kalam
          b. Kalim                                                    d. Murokab
3.      Kalimat fi'il adalah kalimat yang bisa menunjukan arti dengan sendirinya dan ….
          a. Bersamaan dengan zaman (waktu)                   c. Harus dirangkai dengan kalimat lain
          b. Bersamaan dengan waktu yang akan datang    d. Bersamaan waktu yang telah lalu
4.      Di bawah ini adalah tanda-tanda kalimat fiil, kecuali ….
          a. السين                                                      c. سو ف
          b. قد                                                         d. في
5.      Berikut ini adalah tanda-tanda kalimat fi'il yang bisa masuk pada fi'il madhi dan fi'il    mudhori'.
          a. السين                                                      c. سو ف
          b. قد                                                         d. في
6.      10.Huruf yang digunakan untuk sumpah disebut dengan huruf ….
          a. Qolb                                                      c. Syarat
          b. Jer                                                          d. Qosam
7.      I'rob yang dikira-kirakan disebut I'rob ….
          a. Qiyasi                                                    c. Taqdiri
          b. Hikayat                                                 d. Lafdzi
8.      Apa sajakah dari keempat i'rob yang ada yang bisa masuk pada kalimat isim maupun fi'il
          a. Jazm rofa'                                              c. Rofa' Nashob
          b. Rofa' jer / khofadz                                d. Jazem jer / khofadz
9.      I'rob jer dan jazm disebut dengan …
          a. I'rob Mukhtas                                        c. I'rob Mabni
          b. I'rob Musytarok                                    d. I'rob Hakiki
10.  Jama' muannassalim ketika rofa' ditandai dengan ….
          a. Alif                                                        c. Kasroh
          b. Dhommah                                             d. Nun
11.  Di bawah ini adalah kalimat-kalimat yang ketika rofa' ditandai dengan dhommah adalah ..
          a. Jama'taksir, asmaul khomsah
          b. Af'alul khomsah, fi'il mudhori', shohih akhir
          c. Jama' muanassalim, Fi'il mudhori' yang tidak bertemu dengan dhomir
          d. Jama'mudzakar salim, isim mufrod
12.  ..…adalah isim jama' yang ditandai dengan alif dan ta' marbuthoh
          a. Jama'mudzakarsalim                              c. Jama' taktsir
          b. Jama' muannassalim                              d. Isim jama'
13.  …..adalah kalimat yang menunjukan arti satu, bukan asmaul khomsah dan tidak menyerupai isim tasniyyah dan jama'.
            a. Isim tasniyyah                                       c. Isim jama'
            b. Isim mufrod                                          d. Isim fa'il
14.  Berikut ini adalah kalimat-kalimat yang ketika rofa' ditandai dengan wawu, adalah ….
                  a. Af'alul khomash, asmaul khomsah        c. Jama' taksir, Isim mufrod
                  b. Jama' mudzakarsalim, asmaul khomsah  d. Jama' muanassalim, fi'il mudhori'
15.   ….. adalah isim jama' yang ditandai dengan wawu dan nun ketika rofa' dan ditandai dengan ya' dan nun ketika nashob dan jer.
                  a. Jama' taksir                                            c. Isim mufrod
                  b. Jama' mudzakarsalim                             d. Jama' muanassalim
16.  Isim tasniyyah ketika rofa' ditandai dengan …..
                  a. Alif                                                        c. Isim mufrod
                  b. Nun                                                       d. Wawu
17.  ….. ketika rofa' ditandai dengan tetapnya Nun.
                a. Af'alul khomsah                                      c. Asmaul khomsah
                b. Af'alul muqorrobah                                d. Jama' mudzakarsalim
18.  Tanda-tanda i'rob nashab ada ….
                a. Empat                                                     c. Tiga
                b. Lima                                                       d. Enam
19.  Fi'il mudhori' yang shohih akhir ketika nashab ditandai dengan …..
                a. Alif                                                         c. Kasroh
                b. Fathah                                                    d. Dhomah
20.  Berikut ini adalah kalimat-kalimat yang ketika nashob ditandai dengan yaa' dan nun adalah …
                a. Jama' taksir, jama' muanassalim            c. Fi'il mudhori' shohih akhir              
                  b. Jama' mudzakarsalim, isim tasniyyah    d. Af'alul khomsah
Isilah titik-titik pada kalimat-kalimat di bawah ini dengan Isim Isyarah ذلك atau تلك:
....... بقرة
10)
....... أم
1)
....... مكتب
11)
....... أب
2)
....... ناقة
12)
....... قلم
3)
....... مهندس
13)
....... ملعقة
4)
....... مؤذّن
14)
....... عين
5)
....... ممرّضة
15)
....... حجر
6)
....... سرير
16)
....... قميص
7)
....... حديقة
17)
....... قدر
8)
....... طالبة
18)
....... نافذة
9)
....... بطّة
20)
....... جمل
19)
Ubahlah Isim yang berwarna merah dalam kalimat-kalimat di bawah ini menjadi Isim Jama' dan sesuaikanlah bentuk kata yang lainnya seperti contoh berikut ini:
من هذا الرجل؟ هو حاج

من هؤلاء الرجال؟ هم حجاج

من أين هذا الطالب؟ هو من الهند
1)
أين التاجر الكبير؟ هو في السوق
2)
أين المدرس الجديد؟ هو عند المدير
3)
أين الطالب الجديد؟ أهو في الفصل؟
4)
أهذا الطالب غني؟ لا، هو فقير
5)
من هذا الرجل؟ هو ضيف
6)
لي أخ كبير. هو طالب بالجامعة
7)
أين صديقك؟ ذهب إلى المكتبة
8)
محمد له ابن صغير. هو طالب في المدرسة
9)
أزميلك مجتهد؟ نعم، هو مجتهد
10
Bacalah karangan sederhana di bawah ini dengan harakat yang benar, kemudian terjemahkanlah ke dalam Bahasa Indonesia, kalimat demi kalimat:
مدرستي
هذه مدرستي. هي قريبة من المسجد. هي مدرسة كبيرة لها ثلاثة أبواب. أبوابها مفتوحة الآن.
في المدرسة فصول كثيرة. هذا فصلنا. وهو فصل واسع. فيه نافذتان كبيرتان. وفيه مكاتب وكراسي. وفيه سبورة كبيرة. هذا مكتب المدرس وذاك كرسيه. وتلك مكاتب الطلاب وكراسيهم. مكتب المدرس كبير ومكاتب الطلاب صغيرة.
في فصلنا عشرة طلاب. وهم من بلاد مختلفة. هذا محمد وهو من اليابان. وهذا خالد وهو من الصين. وهذا أحمد وهو من الهند. وهذا إبراهيم وهو من غانا. وهذا إسماعيل وهو من نيجيريا. وهذا يوسف وهو من إنكلترا. وهذا بيرم وهو من تركيا. وهذا عمار وهو من ماليزيا. وهذا علي وهو من أمريكا. وهذا أبو بكر وهو من يوغسلفيا.
هم من بلاد مختلفة، ولغاتهم مختلفة، وألوانهم مختلفة. ولكن دينهم واحد، وربهم واحد، ونبيهم واحد، وقبلتهم واحدة. هم مسلمون والمسلمون إخوة.
هذا مدرسنا. اسمه الشيخ بلال. وهو من سوريا. وهو رجل صالح. نحن نحبه كثيرا.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.            Ilmu nahwu bertujuan untuk menjaga dari kesalahan dan sebagai pengantar untuk memahami Ilmu-ilmu lainnya.
2.            Tujuan utama penyusunan ilmu nahwu ialah agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga Al-Qur’an dan hadits Nabi juga terjaga dari kesalahan. Di sisi lain, ilmu nahwu juga bisa dipakai sebagai sarana untuk mengungkap keajaiban bahasa Al-Qur’an (اعجاز القرآن).
3.            Dalam soal latihan bahasa arab terdapat berbagai macam jenis atau metode. Dari semua latihan soal tersebut diharapkan dapat diperoleh hasil belajar siswa. Yang kemudian hasil ini bisa dijadikan sebagai tolok ukur kemampuan siswa dan dapat tercapai tujuan pendidikan.

B.     Saran
Dari beberapa Uraian diatas jelas banyaklah kesalahan serta kekeliruan, baik disengaja maupun tidak, dari itu kami harapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya, sebab manusia adalah tempatnya salah dan lupa.



DAFTAR PUSTAKA

Hudlori Hasyiyah 1, Hal.10
Ibnu Wahid Alfat, Reaktualisasi Fan Nahwu, genesa product, Hal.19
Muhammad bin ‘Ali As Shobban, Hasyi’ah As-Shobban (Haromain), 1;16
Taqrirot Al Fiyyah, Hal.02


Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments